Breaking News
Loading...
Jumat, 27 September 2013

Bupati Bandung Peroleh Rekor MURI

INFODESAKU.COM-BANDUNG-Bupati Bandung H.Dadang Mochamad Naser, SH, S.Ip memperoleh Piagam Penghargaan pemecahan rekor MURI sebagai penggagas Sajian Masakan Terbanyak Dari Kentang.  Piagam tersebut diberikan oleh J.Ngadri, salah seorang Pengurus MURI di sela-sela Acara Pagelaran Sabilulungan  Gebyar Seni dan Pariwisata, serta Bandung Potato Festival (Festival Kentang) Tahun 2013, yang dipusatkan di Lapang Upakarti-Soreang, Kamis (26/09). 
Piagam diberikan pula kepada Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Ny. Hj. Kurnia Agustina Dadang Naser dan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab. Bandung Ir. H. A. Tisna Umaran, MP.
  
Acara dihadiri Ketua DPRD, Drs.Toto Suharto, M.Si, Wakil Bupati Bandung H.Deden Rukman Rumaji, M.Ap, Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Ir.H.Sofian Nataprawira, MP serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) di wilayah Kabupaten Bandung. 
  
"Piagam ini sengaja kami serahkan, karena Kabupaten Bandung telah mampu membuat sebuah kreativitas  yakni mengolah 1.000 lebih sajian makanan berbasis kentang. Dari acara festival tersebut, terkumpul pula 229 jenis makanan yang berbeda-beda dengan berbasis kentang", ujar Ngadri. 
  
Festival Kentang ini,  melibatkan seluruh unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Bandung, para tokoh masyarakat, unsur Dharma Wanita serta para kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari 31 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bandung. 
  
Dampak yang diharapkan Dadang Naser melalui kegiatan tersebut, para petani kentang menjadi lebih produktif serta dapat membangkitkan kreatifitas mereka dalam mengolah makanan kentang. Mereka tidak sekedar menjual kentang, namun bisa pula menjual sajian makanan berbasis kentang, seperti tepung kentang, keripik kentang ataupun aneka ragam makanan ringan berbahan pangan kentang. 
  
Untuk mengembangkan kreatifitas para petani ini, lanjut Dadang, mereka dapat bekerja sama dengan para pengolah makanan."Dengan kreatifitas yang ada, bisa saja para petani membuat mie instan berbasis tepung kentang. Namun selain dapat menumbuhkan kreatifitas mereka, harapan utama saya adalah bagaimana kegiatan ini dapat berdampak ekonomi untuk rakyat", harap Dadang Naser. 
  
Dadang menambahkan, Kabupaten Bandung bukan sekadar daerah penghasil kentang, tapi juga basis pembenihan tingkat nasional. Oleh karenanya Ia berharap pembenihan kentang tidak selalu tergantung pada impor luar negeri. "Para petani kita juga bisa bikin benih kentang granola dan atlantik, kedua jenis benih kentang ini upayakan bisa di buat di Kabupaten Bandung. Malah kentang kita bisa sampai ke negeri Singapura", tuturnya. 
  
Sementara terkait  lokasi wisata di Kabupaten Bandung, menurut Dadang Naser sudah lengkap. Ada wisata air panas, wisata alam, kuliner dan budaya, tinggal bagaimana cara mengemas manajemennya sehingga pariwisata kita bisa menjadi industri. "Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan koordinasi dengan pihak PT.Perhutani dan PT.Perkebunan Nusantara VIII sebagai pihak yang menaungi pariwisata, bisa duduk bersama untuk menyatukan persepsi agar ego sektoral dapat terhindari", ungkap Dadang. 
  
Kurnia Dadang Naser menilai kegiatan festival kentang membuktikan bahwa swasembada kentang kita tidak tergantung pada kentang-kentang impor."Mereka patut mendapat apresiasi, karena secara kebersamaan dapat menunjukkan bahwa Kabupaten Bandung sebagai salah satu sentra produksi kentang nasional. Kegiatan ini bisa memacu dan memotivasi mereka untuk lebih meningkatkan lagi kualitas produksinya", ungkap istri Bupati Bandung ini. 
  
Sedangkan menurut Tisna Umaran, salah satu tujuan digelarnya Festifal Kentang ini untuk meningkatkan produksi dan peluang pasar komoditas kentang sehingga diharapkan dapat memacu peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Bandung. 
  
Tisna menjelaskan di tahun 2012 dengan luas areal 6.700 ha, pencapaian produksi kentang  telah mencapai 131.000 ton/tahun dengan rata-rata produktifitas 18-20 ton/ha. Dan pada tahun 2013 ada kenaikan seluas 8.416 yang menghasilkan 135.000 ton, "Hal ini berarti bahwa ada kenaikan luas areal seluas 1.716 ha dan ada kenaikan jumlah produksi sebesar 4000 ton/ha", jelas Tisna. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Desa Krocok All Right Reserved