WAKIL BUPATI MATRA KECEWA TERHADAP KEPALA DINAS PENDIDIKAN
Infodesaku-PAsangkayu-Setelah Pertemuan Di Rujab Wakil Bupati Mamuju Utara tianggal 7 November-2013 Pukul 17.02 Wita, Bersama Wakil Bupati Matra dan Sekertaris Dinas Pendidikan Kab.Matra sepekat untuk turun ke sekolah tersebut mendengar keluhan masyarakat dan setcholder pendidikan di sekolah tersebut dan mencarikan solusi terhadap masalah yang terjadi. Sebab 30 siswa dikatakan tidak bersekolah selama 2 minggu disebabkan gurunya dilarang mengajar. Terlebih masyarakat saluwira ini adalah (suku Binggi) yang latar belakangnya adalah masyarakat miskin yang hidup ditengah Hutan sawit. Sehingga siswa SD Petunggu di saluraya ini adalah suku binggi menjadi perhatian Pemerintah Daerah kabupaten Mamuju utara.Rustan,Spd Sekertaris Dinas Pendidikan Kab.Matra saat di Rujab Wakil Bupati kemarin (7/11) berpendapat bahwa pihaknya memberhentikan proses belajar menagajar disaluraya sebab Aturan saat ini tidak dibenarkan adanya kelas jauh sehingga proses belajar mengajar hanya dapat dilakukan di SD Petunggu yang menjadi sekolah induk. Karena dengan adanya Larangan tersebut sebanyak 30 Anak SD terancam putus sekolah. Sehingga Perlu adanya solusi agar anak anak suku binggi ini bisa bersekolah karena tanggung jawab pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada anak usia sekolah agar tidak ada anak yang putus sekolah.
Saat H.Muhammad Saal Wakil Bupati Mamuju utara turun ke sekolah tersebut dan mendengarkan keterangan masyarakat. Wakil Bupati Mamuju Utara Merasa Kecewa Kadis Pendidikan Mamuju Utara Dan Sekdin Yang Di Undang Ikut Turun Ke Saluraya Tempat Murid sebanyak 30 anak yang tidak bersekolah Tgerlantar Tanpa Guru yang mengajar.
Keinginan murid sd suku binggi suku terasing di dusun saluraya kelurahan pasangkayu kec. Pasangkayu, kab.mamuju utara sul-bar untuk mengenyam pendidikan kini mendapat perhatian dari pemerintah daerah setelah beberapa kali di beritakan akhirnya wakil bupati matra mengunjungi siswa SD yang terlantar tanpa guru di dusun saluraya kini 32 siswa - siswi anak suku terasing setelah 3 minggu tidak di datangi guru akhirnya senin depan atas intruksi wakil bupati agar segera melakukan proses belajar kembali di aktifkan dan guru kembali mengajar di wilayah saluraya.
Dusun saluraya yang luput dari perhatian pemerintah kab. Mamuju utara kini menjadi sorotan Nasional akibat proses belajar di hentikan selama 3 minggu murid SD di dusun saluraya sudah sekitar 2 tahun belajar tanpa gedung sekolah dan fasilitas lainya kini di janjikan akan di bangunkan SD kecil untuk menunjung proses belajar di dusun saluraya kabupaten mamuju utara sulawesi barat. sekitar 32 siswa, Wakil Bupati Matra prihatin melihat anak murid sd saluraya suku bunggi terasing belajar tanpa gedung sekolah dan meja di tambah dengan berhentinya guru melakukan proses mengajar di wilayah tersebut selama 3 minggu, Wakil Bupati Matra mendesak diknas dan kepala sekolah SDN petunggu sekolah induk agar proses
belajar mengajar kembali di lanjutkan senin depan dan tidak ada alasan untuk tidak belajar.
Wakil Bupati Matra Drs. H. Muh. Saal saat mengunjungi Sekolah tersebut mengatakan Pemerintah Daerah melalui Dinas pendidikan Matra agar segera membangun SD kecil
di wilayah tersebut karena jarak dari SDN Petunggu induk sangat jauh dengan jarak 7 kilo meter sangat tidak logis murid SD berjalan sejauh itu. Dan masyarakat di tempat ini sudah siap memberikan lokasi untuk tempat pembangunan SD kecil.
belajar mengajar kembali di lanjutkan senin depan dan tidak ada alasan untuk tidak belajar.
Wakil Bupati Matra Drs. H. Muh. Saal saat mengunjungi Sekolah tersebut mengatakan Pemerintah Daerah melalui Dinas pendidikan Matra agar segera membangun SD kecil
di wilayah tersebut karena jarak dari SDN Petunggu induk sangat jauh dengan jarak 7 kilo meter sangat tidak logis murid SD berjalan sejauh itu. Dan masyarakat di tempat ini sudah siap memberikan lokasi untuk tempat pembangunan SD kecil.
Di tempat terpisah PT Pasangkayu (astra grup) melalui cdo JOKO SAMBODO mengatakan perhatian kami ke masyarakat suku binggi terasing ini lewat pelayanan
kesehatan gratis dan akan kami bantu dalam proses belajar di tempat itu dengan bantuan kursi atau papan tulis dalam waktu dekat .
Program 20 Program Unggulan Juga terdapat soal Pendidikan yang mejadi skala proritas Namun Kepala Dinas Pendidikan terkesan tutup mata terhadap anak usia sekolah yang putus sekolah apalagi masyarakat saluraya mungkin dinilai masyarakat miskin sehingga tidak layak mendapatkan perhatian pemerintah daerah dan pemerintah pusat. (Andi Y)
0 komentar:
Posting Komentar