Muhammad Yunus Alsam : Menjawab. BUKAN MAKSUD MELARANG SISWA BELAJAR TAPI PEMBERHENTIAN SEMENTARA GURU MENGAJAR
Infodesaku-Pasangkayu-Setelah berita mengenai Anak Usia sekolah yang berhenti sekolah disebabkan guru yang bersedia mengajar diberhentikan oleh kepala sekolah katanya ada instruksi dari pimpinan agar guru tidak lagi diperbolehkan mengajar dikelas Jauh. Setelah Beberapa Awak media Baik Media elektronik maupun media cetak terus mengembangkan pemberitaan ini sebab ini bertentangan dengan program pemerintah pusat yang menyatakan tidak ada lagi anak Usia sekolah yang bisa putus sekolah.Tanggal 7 November 2013 belum lama ini wakil Buapti Matra memanggil sekdin ke rujab dan mendengarkan penjelasan Rustan sebagai sekertaris Dinas pendidikan, kebudayaan,Pemuda dan Olah Raga kabupaten Mamuju utara. Beberapa
Awak media pun mendengarkan langsung keterangan Sekdin bahwa Pihaknya memberhentikan guru mengajar di saluraya disebabkan bertentangan dengan aturan sebab kalau dahulu program kelas jauh diberlakukan namun sekarang tidak lagi diperbolehkan adanya kelas jauh. Akhirnya keputusan diambil untuk turun bersama wakil bupati mamuju utara, bersama anggota DPRD Matra yang membidangi pendidikan serta Dinas pendidikan, dan pada saat itu sekdin bersedia ikut ke lapangan kalau kadis berhalangan. Anggota DPRD matra baharuddin Pulindi tidak bisa hadir karena masih berada di jakarta. Wakil Bupati bersama Staf dinas (Kepala seksi) ikut dalam kunjungan ke saluraya. Berita ini sudah di Publikasikan di Infodesku.com (kemarin 09/11). Namun Apa Yang dikatakan sekdin Dikbudpora bertentangan dengan keterangan Kadis pendidikan matra.Melalui Layanan sosial facebook Bahwa Kadis Dikbudpora memberikan keterangan Pihaknya bersama Sekdis, tdk pernah melarang guru untuk mengajar siswa SDN Petunggu yg ada di Dusun Saluraya, tapi yang benar adalah,mamanggil kepala sekolah untuk diminta penjelasan tentang status siswa di Saluraya.
Muhammad Yunus Alsam Menjelasankan bahwa Ka.Sekolah mengakui siswa 42 tersebut tetap sekolah di saluraya, mungkin kalau dibiarkan maka SDN petunggu (induk) akan mati atau tutup,jadi sebaiknya diupayakan untuk ditarik kmbali sebagian yg kelas jauh dalam proses itulah ada pemberhentian sementara , sambil dibuatkan sistim untuk daerah itu ( bunggu) yg cocok,yakni model guru kunjung yaitu semua dijadwal dan mengajar secara bergantian agar tdk terjadi kekosongan dan menghindari rasa jenu terhadap guru yg di beri tugas. Mulai hari senin tgl 11 Nop 2013 cara tersebut sdh dimulai,sambil mempelajari apakah cara ini bisa berhasil, lalu jika selanjutnya memungkinkan memenuhi syarat termasuk masyarakatnya bisa menetap berarti bisa kita bangun Sekolah baru.Kemudian pada hari senin lalu, rencana ini kami sdh sampaikan kepada awak media.Mengenai kunjungan Wabup yg tdk didampingi kadis, sekdis maupun kabid secara kebetulan semua ada tugas lain,termasuk Kadis yg turun ke lapangan bersama BKP dan telah minta izin ke Wabup sebelumnya.
Harapan masyarakat suku terasing ini betul betul mengharapkan adanya sekolah di dusun saluraya sebab kepala dusun bersedia memberikan kolom rumahnya untuk disulap jadi ruang kelas belajar seperti biasanya. padahal ini hanya persoalan kecil hingga menjadi besar sebab guru yang bersedia mengajar tiba tiba dilarang melaksanakan tugasnya menagajar di saluraya. Akhirnya menjadi sorotan media baik elektronik maupun media cetak dan online. Kalau seandainya kadis lebih bersikap bijak melihat kondisi masyarakat dan mengetahui hal sebenarnya yang diinginkan masyarakat mungkin hal ini tidak terjadi. Karena bisa saja kepala sekolah mengatakan sekolah akan mati karena takut anggaran dana bosnya terbagi sebab akan berdampak pada pengurangan jumlah siswa serta pengurangan dana bosnya. Sehingga rekayasa laporan dibuat buat kadis pun langsung menyikapi tanpa turun ke Lapangan melihat langsung kondisi sekolah. Mudah mudahan dengan kunjungan wakil bupati matra masyarakat dusun saluraya harapan dan doanya bisa terwujud demi masa depan anak anak mereka yang butuh sekolah. (Andi Y)
0 komentar:
Posting Komentar