Breaking News
Loading...
Sabtu, 02 November 2013

Sosialilasi Desa Wisata Ciasihan Hayat dan Model Kampung Konservasi (MKK)

Infodesaku-Bogor - Bertempat di aula Desa Ciasihan, Selasa (08/10/'13), Kelompok Peduli Lingkungan Waskita Hayat sekaligus pengurus Desa Wisata Ciasihan Waskita Hayat, menggelar saresehan dan sosialisasi tentang Desa Wisata yang dipadukan dengan Model Kampung Konservasi kepada seluruh jajaran pemerintahan Desa Ciasihan termasuk RT, RW, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta masyarakat penggarap lahan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) khususnya, yang bertajuk "DESA WISATA YG BERINTEGRASI DGN PELESTARIAN LINGKUNGAN DLM MODEL KAMPUNG
KONSERVASI". Bertindak sebagai narasumber dihadirkan dari dua lembaga, yaitu Dinas Budaya dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kabupaten Bogor, dan dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Kegiatan ini digelar dalam rangka membumikan pemahaman tentang konsep Desa Wisata kepada seluruh masyarakat, dimana seluruh elemen yang ada di masyarakat betul-betul dilibatkan sebagai pelaku dari pariwisata tersebut. Demikian papar Sudiono sebagai pemateri pertama dari Disbudpar, yang merupakan salah satu kepala bidang disana. Kemudian dia melanjutkan, bahwa Desa Wisata adalah upaya pengembangan pariwisata yang benar-benar berbasis pemberdayaan masyarakat. Seluruh potensi yang ada di desa tersebut, seperti potensi alamnya, pertaniannya, perkebunannya, peternakannya, seni budayanya, situs-situs sejarahnya, serta kulinernya benar-benar dioptimalisasi dan dikembangkan untuk kemudian dibuat paket wisata yang bisa dijual kepada wisatawan baik domistik maupun turist asing. Dilanjut pemaparan tekhnis disampaikan oleh Rudi Kasi, demikian beliau akrab disapa para jurnalis, dan ditutup oleh Bu Eka, salah seorang staff ahli dibidang pengembangan Desa Wisata Kabupaten Bogor. Dia lebih mengarah pada pengalaman-pengalaman dan beberapa sampling Desa Wisata yang telah sukses lebih dulu, semisal beberapa Desa Wisata di daerah Jogja, "di Junrejo salah satu Desa Wisata di daerah Jogja, mereka berjuang, dan mengembangkan Desa Wisata, setelah tiga tahun baru mendapatkan tamu pertama mereka, itu pun tidak banyak. Namun sekarang omset mereka lebih dari 500 juta per tahun, sungguh luar biasa", terang Eka menyemangati, yang sontak disambut dengan tepuk tangan seluruh peserta yang hadir. Sementara itu dari Taman Nasional, Iwan Setiawan, kepala resort Gunung Bunder, menyampaikan, yang bisa disinergikan antara pengelola Desa Wisata Ciasihan Waskita Hayat ini dengan Taman Nasional adalah diantaranya beberapa objek wisata semisal air terjun, perkebunan pinus yang bisa digunakan untuk bumi perkemahan, serta menyangkut lahan-lahan Taman Nasional yang digarap oleh masyarakat. "Menyangkut beberapa objek wisata yang masuk areal Taman Nasional, salah satu yang harus dimiliki pengunjung adalah simaksi (surat izin masuk kawasan konservasi), tekhnisnya nanti diatur oleh Taman Nasional dengan Waskita Hayat", terang Iwan, sementara itu mengenai penggarap lahan Taman Nasional, ada mekanisme yang memungkinkan dan bisa dikerjasamakan antara penggarap yang diwakili oleh lembaga Waskita Hayat, dengan membentuk kelompok yaitu Model Kampung Konservasi (MKK), sehingga melalui MKK ini aktifitas penggarap akan bisa di monitor, dan dilakukan pembinaan secara berkala. Adapun kegiatan-kegiatan yang bisa mulai dilakukan, yaitu upaya-upaya konservasi alam, menghijaukan kembali hutan, membuat persemaian-persemaian, bahkan setelah benar-benar berjalan mekanisme kelompoknya, MKK ini bisa dijadikan salah satu paket wisata juga oleh pengurus Desa Wisata Ciasihan Waskita Hayat, yaitu paket wisata edukasi konservasivasi alam, pungkas Iwan. Kegiatan saresehan diakhiri dengan penyerahan cendera mata, dan foto bersama empat lembaga, Desa Ciasihan, Disbudpar, TNGHS, serta pengurus Desa Wisata Ciasihan sekaligus Kelompok Peduli Lingkungan Waskita Hayat. - Den's.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Desa Krocok All Right Reserved